Di era pandemi Covid-19 ini, disrupsi yang dihadapi petani kian kencang menyebabkan rantai pasok pangan mengalami gangguan yang serius. Ironinya, beberapa harga komoditas pertanian justru mengalami penurunan karena turunnya permintaan.
Berkurangnya kegiatan masyarakat menyebabkan permintaan terhadap bahan pangan juga menurun. Banyak sekali sektor kuliner yang tidak menjalankan bisnisnya sehingga permintaan terhadap komoditas pertanian justru turun drastis.
Penurunan komoditas pertanian tentu berdampak buruk bagi kesejahteraan petani. Ketika produksi pertanian terus berjalan, sedangkan permintaan di pasar turun, akan terjadi over supply sehingga harga komoditas akan anjlok. Anjloknya harga tersebut akan membuat para petani mengurangi produksinya karena merugi. Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka di kemudian hari ketika pandemi mencapai titik akhir akan terjadi kelangkaan bahan pangan karena petani yang terus mengurangi produksinya.
Anjloknya harga komoditas pangan sudah terjadi di beberapa daerah seperti di Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah yang memiliki potensi di bidang pertanian ikut terdampak dengan adanya wabah Covid-19 ini. Beberapa komoditas pangan yang mengalami penurunan antara lain cabai, sayuran dan juga buah-buahan.
Berbagai Faktor
Untuk cabai sendiri penurunannya sudah mulai terjadi sejak beberapa bulan yang lalu. Jika dilihat dalam seminggu terakhir, komoditas cabai masih cenderung mengalami penurunan terutama untuk cabai rawit hijau dan cabai merah besar.
Komoditas pangan turun karena PSBB menyebabkan distribusi komoditas pangan terhambat sehingga banyak komoditas rusak dan harganya jatuh. Selain itu, menurunnya daya beli masyarakat akibat merebaknya PHK juga menyumbang penurunan daya serap produk pertanian.
Selain itu, pada masa pandemi ini banyak pengusaha yang tidak bisa menjalankan bisnisnya. Berkurangnya aktivitas masyarakat seperti hajatan, perkumpulan, dan kegiatan lain yang biasanya membutuhkan konsumsi besar saat ini tidak ada lagi sehingga permintaan terhadap bahan pangan menurun. Bahkan banyak usaha kuliner yang tutup sehingga terjadi over supply ketika panen raya.
Lalu, bagaimanakah kesiapan petani dalam upaya ketahanan pangan pasca pandemi covid-19?
Kita harus optimis bahwa para petani mampu untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi negeri ini. Petani Indonesia adalah petani yang bersahaja karena mereka akan terus menjalankan kegiatan pertaniannya meskipun belum tahu kepastian harga komoditas ketika panen nanti. Petani adalah pahlawan pangan bagi bangsa ini yang harus diperhatikan kesejahteraannya. Kesiapan para petani perlu didukung dengan berbagai kebijakan.
… harus optimis bahwa para petani mampu untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi negeri ini.
Apa saja kebijakan yang diperlukan untuk mendukung kesiapan para petani? Salah satu caranya adalah menjaga kelancaran distribusi bahan pangan. Pemerintah harus menjamin kelancaran distribusi bahan pangan ke seluruh daerah meskipun sedang dilakukan PSBB, perlu pemetaan ulang stok-stok komoditas pada masing-masing daerah guna memetakan arah pendistribusian pangan secara nasional.
Pemetaan dapat dilakukan mulai tingkat kabupaten/kota dan apa saja komoditas yang dihasilkan serta perhitungan kebutuhan pangan masing-masing penduduk di daerah. Pemetaan terhadap daerah yang menjadi kantong kantong produksi perlu ditinjau kembali dan dioptimalkan perannya untuk mencukupi ketersediaan bahan pangan bagi daerah sekitarnya yang rawan pangan.
Apa saja kebijakan yang diperlukan untuk mendukung kesiapan para petani? Adaptasi pasar adalah salah satu jal yang perlu ditempuh.
Para petani perlu menyesuaikan keadaan di tengah pandemi ini terutama kondisi pasar. Beberapa komoditas yang mungkin berkurang permintaannya perlu digantikan dengan komoditas yang prospek pasarnya lebih baik. Seperti misalnya petani hidroponik aneka selada yang awalnya segmen pasarnya hotel, restoran dan mall yang saat ini berkurang prospeknya, dapat beralih menjadi petani kangkung atau sawi yang pasarnya masih bagus karena segmen pasarnya adalah semua kalangan.
Kestabilan harga komoditas pertanian perlu dijaga agar harga komoditas tidak terlalu anjlok sehingga petani masih bersedia untuk memproduksi bahan pangan, Pemerintah dapat bekerja sama dengan beberapa koperasi maupun BUM-Des untuk membantu petani memasarkan produknya sehingga petani tidak mengalami kendala pemasaran. Koperasi petani di desa juga dapat menjadi penyedia modal bagi para petani karena kondisi permodalan petani di tengah pandemi seperti ini sangat lemah.
Platform-platform pemasaran komoditas pertanian online dapat dimanfaatkan untuk membantu petani dalam memasarkan hasil panennya, Kemudahan akses petani terhadap faktor produksi sperti pupuk, benih dan saluran irigasi harus tetap terjamin, Manajemen cadangan pangan darurat. Di tengah darurat Covid-19 saat ini, sesungguhnya bahan makanan harus tersedia dengan jumlah dan mutu yang baik serta harga terjangkau.
Peran Koperasi dan Kelompok Tani
Melalui koperasi petani dapat memperbaiki posisi rebut tawar mereka baik dalam memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input produksi yang dibutuhkan, dalam hal mekanisme pasar tidak menjamin terciptanya keadilan, koperasi dapat mengupayakan pembukaan pasar baru bagi produk anggotanya, pada sisi lain koperasi dapat memberikan akses kepada anggotanya terahadap berbagai penggunaan faktor produksi dan jasa yang tidak ditawarkan pasar, dengan bergabung dalam koperasi, para petani dapat lebih mudah melakukan penyesuaian produksinya melalui pengolahan paska panen sehubungan dengan perubahan permintaan pasar.
Dalam hal ini peran akademisi di perguruan tinggi dapat mendukung inovasi dalam pengolahan pasca panen, dengan penyatuan sumberdaya petani dalam sebuah koperasi, petani lebih mudah dalam menangani risiko yang melekat pada produksi pertanian, seperti: pengaruh iklim, heterogenitas kualitas produksi dan sebaran daerah produksi, dalam wadah organisasi koperasi, para petani lebih mudah berinteraksi secara positif terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas SDM mereka.
Dalam rangka mewujudkan sistem ketahanan pangan, koperasi agribisnis perlu melakukan revitalisasi peran dan fungsinya. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh koperasi agribisnis agar ketahanan pangan dapat tercapai antara lain: Melakukan revitalisasi dan konsolidasi internal, saat ini kepercayaan masyarakat terhadap Koperasi menurun, seiring kebijakan pemerintah terhadap koperasi yang tidak konsisten dan karena kelemahan manajemen koperasi itu sendiri. Koperasi perlu melakukan konsolidasi internal untuk memperbaiki ketatalaksanaan usaha (Corporate Governance) yang lebih baik.
Dalam rangka mewujudkan sistem ketahanan pangan, koperasi agribisnis perlu melakukan revitalisasi peran dan fungsinya. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh koperasi agribisnis agar ketahanan pangan dapat tercapai antara lain: terlibat aktif dalam revitalisasi pertanian. Koperasi agribisnis perlu meningkatkan kemampuannya dalam bidang teknologi bercocok tanam yang efektif dan produktif agar dapat mentransfer knowledge (pengetahuan) kepada anggota dan masyarakat. Membuat skema pembiayaan yang tepat untuk sektor pertanian.
Sektor pertanian (agribisnis) memiliki karakteristik yang berbeda dari sector yang lain seperti perdagangan, jasa dan industri. Maka koperasi agribisnis harus memiliki kemampuan untuk mendesain produk dan skim yang cocok untuk meningkatkan produksi anggotanya, karena sector ini biasanya sangat dipengaruhi oleh musim dan fluktuasi harga yang tinggi. Koperasi juga dapat menjadi penasihat maupun agen pengelola dana bantuan dari pemerintah agar dana tersebut dapat produktif. Tidak tergantung pada dana bantuan pemerintah.
Jika di masa lalu Koperasi yang bergerak di bidang agribisnis utamanya KUD sangat tergantung dengan dana bantuan Pemerintah, maka saat ini tidak zamannya lagi. Koperasi harus bisa mandiri dengan menggali potensi di daerah tempat berdomisili dan memberdayakan anggota dengan baik. Menggali potensi agribisnis yang sesuai dengan lokasi koperasi berada, Koperasi yang ada di suatu daerah perlu menggali dan memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut untuk dijadikan sebagai produk unggulan. Dengan demikian, maka kinerja koperasi tersebut akan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, dengan memanfatkan potensi yang ada, maka petani setempat akan lebih sejahtera karena komoditi yang mereka tanam dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Pemanfaatan potensi yang ada tersebut juga dapat mendukung pemetaan daerah mana saja yang menjadi kantong produksi komoditas tertentu.
– Prof Dr Sucihatiningsih DWP, profesor ekonomi pertanian Fakultas Ekonomi (FE) Unnes