Ada yang unik pada prosesi wisuda Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang, Sabtu (12/10) tadi pagi. Di antara 529 wisudawan yang hadir di Auditorium Kampus Sekaran, terdapat dua wisudawan yang ternyata ibu dan anak. Mereka diwisuda bersama setelah menyelesaikan pendidikan masing-masing.
Sepasang ibu dan anak itu adalah Hesti Setyaningrum SPd, wisudawan Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, dan Parti SPd, wisudawan Jurusan Sendratasik FBS Unnes. Tanpa dirancang, keduanya lulus di tahun yang sama dan mendaftar wisuda di periode yang sama.
Kok bisa dua perempuan beda usia 26 tahun itu wisuda bersama?
Parti SPd yang kini mengajar di SMP Negeri 1 Bansari Parakan adalah mahasiswa transfer di Jurusan Sendratasik. Sarjana psikologi dari salah satu universitas swasta di Semarang ini “pindah jalur” agar bisa menekuni pendidikan tari.
Hanya perlu dua semester bagi Parti untuk menyelesaikan seluruh beban studi. Penelitian untuk skripsinya pun bisa ia selesaikan hanya dalam waktu 4 bulan. Setelah kewajiban akademik selesai, Parti tak mau menunda untuk segera wisuda.
Sementara itu, Hesti adalah mahasiswa regular angkatan 2009. Seluruh kewajiban akademiknya selesai setelah ia mengambil kuliah 144 SKS, termasuk skripsi. Penelitian skripsi ia rampungkan dalam waktu 9 bulan.
“Kami tidak pernah atur supaya bisa wisuda bareng. Kebetulan saja,” kata Hesti ditemui usai wisuda. Kebahagiannya terasa lengkap karena Hesti juga dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,75. Dalam raihan IPK, Hesti “menyalip” ibundanya yang lulus “hanya” dengan IPK 3,05. Selamat.
Subhanalloh….begitu besar karunia Allah SWT kepada hambanya yang mau menuntut ilmu, selain di tinggikan derajatnya juga di beri kemudahan dalam segala urusan termasuk keluarga Hesti dan ibu Parti (tapi jangan pesta terus ya ibu Parti)
Teladan dalam menuntut ilmu dari sang Ibunda kepada putrinya. Selamat ibu..